ads

Slider[Style1]


ads

Berita

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5


Tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) malam menimpa sejumlah daerah di sepanjang pesisir pantai Selat Sunda, yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang (Banten), dan Lampung Selatan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa daerah yang paling terdampak parah adalah Pandeglang. Hingga Ahad (23/12/2018) siang total korban jiwa mencapai 168 orang dan akan terus bertambah.
Dengan rincian, 126 korban jiwa di Pandeglang, 9 orang di Serang, dan 33 di Lampung Selatan, berdasarkan informasi dari Sutopo diterima redaksi sekitar pukul 14.00 WIB. Bangunan rusak sebanyak 558 rumah, 9 hotel, dan 30-an kios.
Data-data tersebut terus ada pembaharuan. Dalam laporan Sutopo sebelumnya, data sementara pada pukul 11.00 WIB, sebanyak 62 orang meninggal dunia, luka-luka 584 orang, 20 orang hilang, 430 unit rumah rusak berat, 9 unit hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat.
“Dan data ini akan terus bergerak naik, artinya data korban jiwa maupun kerusakan, ekonomi, akan bertambah mengingat belum semua wilayah dapat didata,”  ujar Sutopo 
Evakuasi korban tsunami di Selat Sunda terus dilakukan oleh tim gabungan. Alat berat dikerahkan untuk evakuasi.
“Daerah yang paling terdampak parah adalah Kabupaten Pandeglang yaitu kawasan wisata dan permukiman sepanjang pantai dari Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Panimbang, dan Carita,” sebutnya.
 Sutopo membantah adanya peringatan tsunami susulan dari BMKG yang sempat beredar.
“Tidak ada peringatan dini tsunami susulan dari BMKG. Adanya sirine tsunami di Teluk Labuhan, Kecamatan Labuhan, Kabupaten Pandeglang yang tiba-tiba bunyi sendiri bukan dari aktivasi BMKG, BPBD. Kemungkinan ada kerusakan teknis sehingga bunyi sendiri. Masyarakat mengungsi mendengar sirine,” ungkap Sutopo lewat akun Twitternya @Sutopo_PN.
Menurutnya, fenomena tsunami di Selat Sunda termasuk langka. Letusan Gunung Anak Krakatau juga tidak besar. “Tremor menerus namun tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan. Tidak ada gempa yang memicu tsunami saat itu. Itulah sulitnya menentukan penyebab tsunami di awal kejadian,” ungkapnya.*


 

About GEMMA PTDI

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment


Top